Jumat, 20 Mei 2016

Jejak Pahlawanku Cerminan Masa Depanku

ESSAY

“ JEJAK PAHLAWANKU CERMINAN MASA DEPANKU”

https://scontent-hkg3-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t1.0-9/11215806_572350969579528_7264505858004906278_n.png?oh=ed70c8a531eea99d19d0ae20a11adf7a&oe=56AD2A97








Oleh :
AYU SURYA LESTARI
7132220003


AKUNTANSI (A)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015





“ JEJAK PAHLAWANKU CERMINAN MASA DEPANKU”
Oleh:
Ayu Surya Lestari
Kata pahlawan mungkin sudah tidak asing terdengar ditelinga kita, dari kecil sudah berulang kali tahu dan mengerti arti dari kata pahlawan,.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pahlawan” didefinisikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Berdasarkan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan (“UU No. 20/2009”).[1] Pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Jadi arti pahlawan yaitu seseorang yang menonjol dengan tindakan kepahlawanannya,pengorbanan dan keberanian dalam membela kebenaran atau menghasilkan sesuatu yang bisa memajukan suatu objek. Pahlawan juga bisa diartikan seseorang yang berusaha sekuat tenaga dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita ketika jaman penjajahan, lalu bagaimana dengan jaman sekarang, dengan negara kita yang telah merdeka, tidak ada perperangan dan penjajahan, apakah masi ada sebutan pahlawan yang kita akui untuk seseorang dalam dunia modernisasi seperti saat ini?. Seseorang diakui sebagai pahlawan bukanlah harus berjuang dalam peperangan untuk memperjuangkan martabat bangsa dan negara saja, tetapi ketika memperjuangkan martabat keluarga, saudara seiman dan orang- orang yang pantas untuk kita bela atau kita perjuangkan.
Ketika kita tertidur lelap, terbisik suatu suara yang membisikkan dengan kata-kata lembut dipagi hari,dengan senyum nya yang iklhas memasak dan menyiapkan sarapan untuk kita  benar itu adalah suara Ibu, lalu dengan gagah berani seseorang menempuh hujan dengan tangguhnya dan tidak akan membiarkan kita sedikitpun terkena hujan untuk mengantar kan kita menuju tempat kita untuk menuntut ilmu, dan itu adalah Ayah. Mereka adalah pahlawan yang sangat berjasa didalam kehidupan kita, yang bisa kita jumpai didekat kita. Lalu apakah anda masih berfikir bahwa sudah tidak ada lagi pahlawan di jaman  sekarang ini, kemudian apakah anda semua sudah mengatahui siapa pahlawan anda? jawabannya adalah kedua orang tua kita, yang telah melahirkan dan mengurus kita dari kecil hingga dewasa, yang mengajarkan kita berjalan untuk pertama kali dan mengajarkankan kita untuk bertahan ditengah kehidupan dengan segala rintangan, tantangan dan bencana yang terjadi.
Beruntunglah para generasi muda yang masih memiliki kedua orang tua , dan bagi para yang sudah tidak memiliki orang tua, ketahuilah bahwa masih ada Tuhan dan orang-orang sekitar yang mencintai kalian, dimana dan bagaimana pun keadaan kalian. Lalu bagaimana cara kita sebagai anak untuk dapat mengerti akan pengorbanan dan apa harapan orang tua kepada anaknya, dan bagaimana ajaran-ajaran mereka bisa mensukseskan anak-anaknya.
Makna Orangtua dalam kehidupan anak
Ketika sesuatu itu sudah hilang baru kita merasa kehilangan, orang tua merupakan harta yang paling berharga yang kita miliki, melebihi apa pun yang ada di dunia ini, ketika kita terjatuh mereka menopang kita, ketika kita menangis mereka menghapus air mata, ketika kita terluka mereka akan merasakan luka itu lebih mendalam, bagaimanapun keadaan kita orang tua akan selalu ada dan menjadi tempat berlindung dikala kita susah dan mengalami banyak masalah, tetapi tidak sedikit pun mereka meminta imbalan atas jasa mereka, ketika anak mulai tumbuh besar dan dewasa, memulai jalan hidup dan jalan fikirannya sendiri, orang tua menjadi penyemangat hidup, dan selalu mengupayakan agar anaknya berhasil walaupun dirinya berjuang sampai luka menghampiri jasadnya. Ketika kita lelah berjuang untuk jalan hidup kita mereka selalu datang membawa sinar penyemangat yang bisa menentramkan hati dan akan memulihkan semangat yang patah .
Orang tua sebagai pemberi ilmu atau guru pertama dalam kehidupan kita yang mengajarkan kita dari hal kecil hingga hal-hal yang benar-benar mengganggu fikiran kita dan bermanfaat dalam kehidupan kita. Ketika masih dalam gendongan kita diajarkan cara berbicara, cara memakan, dan hingga kita dewasa kita diajarkan bagaimana cara terbaik dalam menghadapi kehidupan ini. Mereka sangat berperan dalam perkembangan pribadi seorang anak, bagaimana anak itu akan memiliki pribadi ,watak, dan karakter yang sesuai dengan ajaran yang diberikan orang tuanya.
Apa yang kita dapat dari ajaran dan prilaku orang tua?
               Pepatah mengatakan “Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”, artinya bagaimanapun sifat, karakter, ataupun kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan atau diajarkan orang tua akan melekat pada diri sang anak, sebagai seorang anak mungkin kita sering mengeluhkan keputusan orang tua yang tidak kita pahami atau tidak sesuai dengan keinginan kita, dan tanpa kita sadari kita selalu protes dengan apapun keputusan itu, padahal kita belum mengerti apa sebab yang melatarbelakangi keputusan mereka dan apa dampaknya terhadap kita. Mungkin itu bisa diobati dengan mengingat bebarapa ajaran yang sering kita lupakan pada saat kita dewasa ini, yaitu:
a)      Sopan santun dan Tatakrama. Kata yang sudah lama tidak kita dengar sejak kita masih duduk dibangku sekolah dasar, dan akhirnya akan terlupakan akibat perkembangan zaman pada saat sekarang ini. Tidak ada rasa saling menghargai dan menghormati terhadap orang yang lebih muda atau yan lebih tua, itulah tragedi yang ada saat ini. Lalu apakah kalian lupa orang tua selalu marah ketika kita berbicara kasar terhadap saudara kita yang lebih tua? Apakah kalian lupa kita dianjurkan cium tangan kepada orang yang lebih tua ketika berjumpa dan masih banyak lagi contoh lainnya yang sudah kita lupakan pada masa sekarang ini.                                                                                         
b)      Tidak Selfish, kasih sayang dan cinta. Modal hidup yang sebenarnya paling berharaga yang diberikan orang tua, tidak mementingkan diri sendiri seperti saling membantu kesusahan saudara dan orang lain, saling tolong menolong dalam pekerjaan bersama. Memberi kasih sayang kepada saudara kita yang lebih muda, dengan sifat mengalah kepada adik dan saudara lainnya. dan tidak melawan orang tua, selalu patuh terhadap perkataan dan keputusan orang tua sebagai bukti cinta kita kepada orang tua, karena apapun keputusan yang ditetapkan orang tua pasti yang terbaik untuk kehidupan kita kedepannya.
c)      Agama, Disiplin, dan Keikhlasan, Tiang pondasi utama dalam diri seorang manusia adalah iman, melalui agama iman terbentuk dengan dipandu oleh ajaran-ajaran para orang tua kita. Mungkin kita masih ingat saat orang tua mengajak kita mengaji dan sholat , serta saat kita diajak datang ke gejera untuk ibadah. Dan tanpa kita sadari hilangnya iman didalam diri kita kita akan memburamkan agama kita, sehingga kita tidak memiliki pedoman dalam hidup dengan ketentraman-ketentraman rohani, kita akan sulit diatur atau tidak disiplin, dan kita akan goyah ketika dijumpakan dengan tantangan yang bisa mempengaruhi kehidupan kita, ke jalan yang akan merusak kehidupan kita.
Ajaran-ajaran seperti diatas yang tanpa sadar sudah kita kikis dalam kehidupan kita, nilai-nilai kehidupan yang tidak sengaja ataupun sengaja kita hilangkan karena keinginan kita sendiri.           
Orang tua sejatinya adalah panutan dan tauladan serta cerminan kehidupan untuk anak-anaknya. Sebab orangtualah yang mendidik dan membesarkan mereka hingga dewasa. Selain itu, orangtua juga merupakan sosok yang berperan penting dalam sebuah rumah tangga. Menjadikannya sosok yang dikagumi dan sebagai contoh untuk anak-anaknya. Untuk itulah tidak heran jika anak-anak akan cenderung meniru segala hal yang dilakukan oleh orang tuanya.Setiap perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak umumnya tidak terlepas dari apa yang mereka saksikan dan mereka dengar dari lingkungan sekelilingnya. Hal tersebutlah yang kemudian mereka coba realisasikan dengan cara menirunya. Dengan demikian kita dapat membayangkan seberapa pentingnya peranan orangtua untuk anak-anaknya. Dan betapa besarnya bahaya orangtua jika memiliki perilaku yang tidak baik dalam penglihatan serta pendengaran untuk anak-anaknya.
Dalam menghargai setiap pengorbanan yang diberikan orang tua, tidak ada suatu benda apapun di dunia ini untuk menghadiahkan kepada kedua orang tua, sebab kita tidak akan mampu untuk membalas semua jasa yang telah mereka lakukan terhadap anak-anaknya. Ketika kita belum bisa membalas jasa orang tua karena keterbatasan materi mungkin kita bisa mengapresiasikan jasa mereka dengan membahagiakan mereka dan tetap menjadi kebanggaan mereka ,tidak pernah menyakiti hatinya, dan sabar mengurusinya. Tidak menyusahkan orang tua dengan berprilaku baik dan tidak mengecewakan mereka. Intinya sebagai anak harus selalu membagaiakan kedua orang tuanya, walaupun tidak bisa melukiskan senyum diwajahnya setidaknya tidak menoreh kan air mata diwajah mereka.
Setiap perilaku kita sebagai orangtua nantinya secara tidak langsung akan ditiru dan dicontoh oleh si anak. Untuk itulah menjaga perlilaku dan tingkah laku adalah hal penting yang harus senantiasa di lakukan oleh para orangtua jika menginginkan anak mereka tumbuh dengan memiliki budi perkerti dan tatakrama yang baik. Terutama bagi anak kecil yang baru mengenal lingkungan dan belajar untuk mengenal kehidupan.
Seiring berjalannya waktu sudah jelas kita juga akan menjadi pahlawan  kedepannya, pahlawan bagi keluarga  dan orang-orang disekitar kita dan orang orang yang kita cintai. Menjadi atau tidak nya kita sebagai pahlawan itu tergantung ditangan kita sendiri, apakah pantas kita akan dijadikan pahlawan atau tidak. Beberapa cara untuk menjadi pahlawan yang pantas dengan memberi contoh yang baik kepada anak dengan menasehati dan mendidiknya dengan baik tidak terlalu lembut dan tidak terlalu kasar , karena dengan perkembangan seperti jaman sekarang ini akan sulit menerapkan dengan hanya satu metode saja, lembut atau pun kasar saja, semua nya harus disesuiakan dengan keadaan lingkungan dan psikologi anak berlandaskan pedoman-pedoman hidup yang baik agar menghasilkan generasi-generasi penerus yang berkualitas. Sesuai dengan ajaran rasulullah pada agama islam yang menganjurkan ajarlah anak penerusmu sesuai dengan zamannya. Artinya kita bukan hanya dituntut untuk menjadikan anak yang baik sesuai dengan keiingiinan kita, tetapi lihat juga apa pendapat dan sosok pribadi dari anak tersebut. Segala sesuatu yang kita landasi kepada syariat dan pedoman pasti akan baik pula hasilnya dan pepatah juga mengatakan orang baik akan mendapat orang baik dan akan menghasilkan keturunan yang baik pula.
Sesuai dengan ajaran dalam agama islam: Dalam sebuah keluarga yang sehat, seorang ayah adalah pahlawan bagi istri, anak-anak dan anggota keluarga lain yang ditanggungnya; seorang istri adalah pahlawan bagi anak-anaknya dan anggota keluarga lainnya; seorang anak bisa menjadi pahlawan bagi saudara dan anggota keluarga yang lain. Sesama anggota saling menjaga & saling melindungi sesuai dengan nasihat Luqman kepada anaknya. QS Luqman : 16-19.[2]
Berdasarkan ayat diatas kita harus bekerja sama dalam mencapai kesejahteraan bersama dengan saling melindungi dan saling menjaga , artinya harus ada cinta kasih diantara para saudara. Agar apa semua yang telah diajarkan oleh orang tua sebagai pahlawan kita bisa berguna sebagai pedoman kita dalam kelangsungan hidup para generasi bangsa. Karena ajaran dari orang tua sangat berharga dari ajaran hal-hal kecil hingga sesuatu yang bisa merubah hidup kita, karena orang tua merupakan motivator bagi seorang anak yang mencintai kedua orang tua nya.ia pasti akan menomor satukan kedua orng tua nya ketika melakukan sesuatu. Tidak mengabaikan nya, dan pasti karena perjuangannya ingin sukses dan dengan doa restu kedua orang tua lah maka anak itu akan sukses, karena doa orang tua adalah doa tuhan.
Sebagai anak kita harus memahami, memilah dan mengambil keputusan untuk menjadikan ajaran orang tua sebagai pedoman dan patokan untuk menjalani kehidupan ketika berada jauh dari mereka. Pedoman tentang bagaimana cara kita untuk menguasai segala masalah-masalah yang kita alami, agar tercipta pribadi yang kuat dan tangguh serta mampu berdiri dengan tegar walaupun banyak tantangan menghadang tetap berdiri kokoh untuk bertahan dan menjadi orang yang berguna bagi sesama dan lingkungan,maupun dimasyarakat.


[1] Kompasiana.Siapa yang Pantas disebut Pahlawan.10 November 2015. http://www.kompasiana.com/bellavlinder/siapa-yang-pantas-kita-sebut-sebagai-pahlawan. diakses 1 Desember 2015
[2] Qur’an surah Luqman ayat 16-19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar