ESSAY
“
JEJAK PAHLAWANKU CERMINAN MASA DEPANKU”
Oleh :
AYU SURYA LESTARI
7132220003
AKUNTANSI (A)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2015
“ JEJAK PAHLAWANKU
CERMINAN MASA DEPANKU”
Oleh:
Ayu
Surya Lestari
Kata
pahlawan mungkin sudah tidak asing terdengar ditelinga kita, dari kecil sudah
berulang kali tahu dan mengerti arti dari kata pahlawan,. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata “pahlawan” didefinisikan sebagai orang yang menonjol karena
keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah
berani. Berdasarkan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda
Jasa, Dan Tanda Kehormatan
(“UU No. 20/2009”).[1] Pahlawan nasional adalah gelar yang
diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan
penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau
yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi
dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara
Republik Indonesia.
Jadi
arti pahlawan yaitu seseorang yang menonjol dengan tindakan
kepahlawanannya,pengorbanan dan keberanian dalam membela kebenaran atau
menghasilkan sesuatu yang bisa memajukan suatu objek. Pahlawan juga bisa
diartikan seseorang yang berusaha sekuat tenaga dalam memperjuangkan
kemerdekaan bangsa kita ketika jaman penjajahan, lalu bagaimana dengan jaman
sekarang, dengan negara kita yang telah merdeka, tidak ada perperangan dan
penjajahan, apakah masi ada sebutan pahlawan yang kita akui untuk seseorang
dalam dunia modernisasi seperti saat ini?. Seseorang diakui sebagai pahlawan
bukanlah harus berjuang dalam peperangan untuk memperjuangkan martabat bangsa
dan negara saja, tetapi ketika memperjuangkan martabat keluarga, saudara seiman
dan orang- orang yang pantas untuk kita bela atau kita perjuangkan.
Ketika
kita tertidur lelap, terbisik suatu suara yang membisikkan dengan kata-kata
lembut dipagi hari,dengan senyum nya yang iklhas memasak dan menyiapkan sarapan
untuk kita benar itu adalah suara Ibu,
lalu dengan gagah berani seseorang menempuh hujan dengan tangguhnya dan tidak
akan membiarkan kita sedikitpun terkena hujan untuk mengantar kan kita menuju
tempat kita untuk menuntut ilmu, dan itu adalah Ayah. Mereka adalah pahlawan
yang sangat berjasa didalam kehidupan kita, yang bisa kita jumpai didekat kita.
Lalu apakah anda masih berfikir bahwa sudah tidak ada lagi pahlawan di jaman sekarang ini, kemudian apakah anda semua sudah
mengatahui siapa pahlawan anda? jawabannya adalah kedua orang tua kita, yang
telah melahirkan dan mengurus kita dari kecil hingga dewasa, yang mengajarkan
kita berjalan untuk pertama kali dan mengajarkankan kita untuk bertahan ditengah
kehidupan dengan segala rintangan, tantangan dan bencana yang terjadi.
Beruntunglah
para generasi muda yang masih memiliki kedua orang tua , dan bagi para yang
sudah tidak memiliki orang tua, ketahuilah bahwa masih ada Tuhan dan
orang-orang sekitar yang mencintai kalian, dimana dan bagaimana pun keadaan
kalian. Lalu bagaimana cara kita sebagai anak untuk dapat mengerti akan
pengorbanan dan apa harapan orang tua kepada anaknya, dan bagaimana
ajaran-ajaran mereka bisa mensukseskan anak-anaknya.
Makna Orangtua dalam
kehidupan anak
Ketika
sesuatu itu sudah hilang baru kita merasa kehilangan, orang tua merupakan harta
yang paling berharga yang kita miliki, melebihi apa pun yang ada di dunia ini,
ketika kita terjatuh mereka menopang kita, ketika kita menangis mereka
menghapus air mata, ketika kita terluka mereka akan merasakan luka itu lebih
mendalam, bagaimanapun keadaan kita orang tua akan selalu ada dan menjadi
tempat berlindung dikala kita susah dan mengalami banyak masalah, tetapi tidak
sedikit pun mereka meminta imbalan atas jasa mereka, ketika anak mulai tumbuh
besar dan dewasa, memulai jalan hidup dan jalan fikirannya sendiri, orang tua
menjadi penyemangat hidup, dan selalu mengupayakan agar anaknya berhasil
walaupun dirinya berjuang sampai luka menghampiri jasadnya. Ketika kita lelah
berjuang untuk jalan hidup kita mereka selalu datang membawa sinar penyemangat
yang bisa menentramkan hati dan akan memulihkan semangat yang patah .
Orang
tua sebagai pemberi ilmu atau guru pertama dalam kehidupan kita yang
mengajarkan kita dari hal kecil hingga hal-hal yang benar-benar mengganggu
fikiran kita dan bermanfaat dalam kehidupan kita. Ketika masih dalam gendongan
kita diajarkan cara berbicara, cara memakan, dan hingga kita dewasa kita
diajarkan bagaimana cara terbaik dalam menghadapi kehidupan ini. Mereka sangat
berperan dalam perkembangan pribadi seorang anak, bagaimana anak itu akan
memiliki pribadi ,watak, dan karakter yang sesuai dengan ajaran yang diberikan
orang tuanya.
Apa yang kita dapat
dari ajaran dan prilaku orang tua?
Pepatah
mengatakan “Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”, artinya bagaimanapun
sifat, karakter, ataupun kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan atau diajarkan
orang tua akan melekat pada diri sang anak, sebagai seorang anak mungkin kita
sering mengeluhkan keputusan orang tua yang tidak kita pahami atau tidak sesuai
dengan keinginan kita, dan tanpa kita sadari kita selalu protes dengan apapun
keputusan itu, padahal kita belum mengerti apa sebab yang melatarbelakangi
keputusan mereka dan apa dampaknya terhadap kita. Mungkin itu bisa diobati
dengan mengingat bebarapa ajaran yang sering kita lupakan pada saat kita dewasa
ini, yaitu:
a) Sopan
santun dan Tatakrama. Kata yang sudah lama tidak kita dengar sejak kita masih
duduk dibangku sekolah dasar, dan akhirnya akan terlupakan akibat perkembangan
zaman pada saat sekarang ini. Tidak ada rasa saling menghargai dan menghormati
terhadap orang yang lebih muda atau yan lebih tua, itulah tragedi yang ada saat
ini. Lalu apakah kalian lupa orang tua selalu marah ketika kita berbicara kasar
terhadap saudara kita yang lebih tua? Apakah kalian lupa kita dianjurkan cium
tangan kepada orang yang lebih tua ketika berjumpa dan masih banyak lagi contoh
lainnya yang sudah kita lupakan pada masa sekarang ini.
b) Tidak
Selfish, kasih sayang dan cinta. Modal
hidup yang sebenarnya paling berharaga yang diberikan orang tua, tidak
mementingkan diri sendiri seperti saling membantu kesusahan saudara dan orang
lain, saling tolong menolong dalam pekerjaan bersama. Memberi kasih sayang
kepada saudara kita yang lebih muda, dengan sifat mengalah kepada adik dan
saudara lainnya. dan tidak melawan orang tua, selalu patuh terhadap perkataan
dan keputusan orang tua sebagai bukti cinta kita kepada orang tua, karena
apapun keputusan yang ditetapkan orang tua pasti yang terbaik untuk kehidupan
kita kedepannya.
c) Agama,
Disiplin, dan Keikhlasan, Tiang pondasi utama dalam diri seorang manusia adalah
iman, melalui agama iman terbentuk dengan dipandu oleh ajaran-ajaran para orang
tua kita. Mungkin kita masih ingat saat orang tua mengajak kita mengaji dan
sholat , serta saat kita diajak datang ke gejera untuk ibadah. Dan tanpa kita
sadari hilangnya iman didalam diri kita kita akan memburamkan agama kita,
sehingga kita tidak memiliki pedoman dalam hidup dengan ketentraman-ketentraman
rohani, kita akan sulit diatur atau tidak disiplin, dan kita akan goyah ketika
dijumpakan dengan tantangan yang bisa mempengaruhi kehidupan kita, ke jalan
yang akan merusak kehidupan kita.
Ajaran-ajaran
seperti diatas yang tanpa sadar sudah kita kikis dalam kehidupan kita,
nilai-nilai kehidupan yang tidak sengaja ataupun sengaja kita hilangkan karena
keinginan kita sendiri.
Orang tua
sejatinya adalah panutan dan tauladan serta cerminan kehidupan untuk anak-anaknya. Sebab orangtualah yang
mendidik dan membesarkan mereka hingga dewasa. Selain itu, orangtua juga
merupakan sosok yang berperan penting dalam sebuah rumah tangga. Menjadikannya
sosok yang dikagumi dan sebagai contoh untuk anak-anaknya. Untuk itulah tidak
heran jika anak-anak akan cenderung meniru segala hal yang dilakukan oleh orang
tuanya.Setiap perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak umumnya tidak terlepas
dari apa yang mereka saksikan dan mereka dengar dari lingkungan sekelilingnya.
Hal tersebutlah yang kemudian mereka coba realisasikan dengan cara menirunya.
Dengan demikian kita dapat membayangkan seberapa pentingnya peranan orangtua
untuk anak-anaknya. Dan betapa besarnya bahaya orangtua jika memiliki perilaku
yang tidak baik dalam penglihatan serta pendengaran untuk anak-anaknya.
Dalam
menghargai setiap pengorbanan yang diberikan orang tua, tidak ada suatu benda
apapun di dunia ini untuk menghadiahkan kepada kedua orang tua, sebab kita
tidak akan mampu untuk membalas semua jasa yang telah mereka lakukan terhadap
anak-anaknya. Ketika kita belum bisa membalas jasa orang tua karena
keterbatasan materi mungkin kita bisa mengapresiasikan jasa mereka dengan
membahagiakan mereka dan tetap menjadi kebanggaan mereka ,tidak pernah
menyakiti hatinya, dan sabar mengurusinya. Tidak menyusahkan orang tua dengan
berprilaku baik dan tidak mengecewakan mereka. Intinya sebagai anak harus
selalu membagaiakan kedua orang tuanya, walaupun tidak bisa melukiskan senyum
diwajahnya setidaknya tidak menoreh kan air mata diwajah mereka.
Setiap perilaku
kita sebagai orangtua nantinya secara tidak langsung akan ditiru dan dicontoh
oleh si anak. Untuk itulah menjaga perlilaku dan tingkah laku adalah hal
penting yang harus senantiasa di lakukan oleh para orangtua jika menginginkan
anak mereka tumbuh dengan memiliki budi perkerti dan tatakrama yang baik.
Terutama bagi anak kecil yang baru mengenal lingkungan dan belajar untuk
mengenal kehidupan.
Seiring
berjalannya waktu sudah jelas kita juga akan menjadi pahlawan kedepannya, pahlawan bagi keluarga dan orang-orang disekitar kita dan orang
orang yang kita cintai. Menjadi atau tidak nya kita sebagai pahlawan itu
tergantung ditangan kita sendiri, apakah pantas kita akan dijadikan pahlawan
atau tidak. Beberapa cara untuk menjadi pahlawan yang pantas dengan memberi
contoh yang baik kepada anak dengan menasehati dan mendidiknya dengan baik
tidak terlalu lembut dan tidak terlalu kasar , karena dengan perkembangan seperti
jaman sekarang ini akan sulit menerapkan dengan hanya satu metode saja, lembut
atau pun kasar saja, semua nya harus disesuiakan dengan keadaan lingkungan dan
psikologi anak berlandaskan pedoman-pedoman hidup yang baik agar menghasilkan
generasi-generasi penerus yang berkualitas. Sesuai dengan ajaran rasulullah
pada agama islam yang menganjurkan ajarlah anak penerusmu sesuai dengan
zamannya. Artinya kita bukan hanya dituntut untuk menjadikan anak yang baik
sesuai dengan keiingiinan kita, tetapi lihat juga apa pendapat dan sosok
pribadi dari anak tersebut. Segala sesuatu yang kita landasi kepada syariat dan
pedoman pasti akan baik pula hasilnya dan pepatah juga mengatakan orang baik
akan mendapat orang baik dan akan menghasilkan keturunan yang baik pula.
Sesuai
dengan ajaran dalam agama islam: Dalam sebuah keluarga yang sehat, seorang ayah adalah
pahlawan bagi istri, anak-anak dan anggota keluarga lain yang ditanggungnya;
seorang istri adalah pahlawan bagi anak-anaknya dan anggota keluarga lainnya;
seorang anak bisa menjadi pahlawan bagi saudara dan anggota keluarga yang lain.
Sesama anggota saling menjaga & saling melindungi sesuai dengan nasihat
Luqman kepada anaknya. QS Luqman : 16-19.[2]
Berdasarkan ayat diatas kita harus
bekerja sama dalam mencapai kesejahteraan bersama dengan saling melindungi dan
saling menjaga , artinya harus ada cinta kasih diantara para saudara. Agar apa
semua yang telah diajarkan oleh orang tua sebagai pahlawan kita bisa berguna
sebagai pedoman kita dalam kelangsungan hidup para generasi bangsa. Karena
ajaran dari orang tua sangat berharga dari ajaran hal-hal kecil hingga sesuatu
yang bisa merubah hidup kita, karena orang tua merupakan motivator bagi seorang
anak yang mencintai kedua orang tua nya.ia pasti akan menomor satukan kedua
orng tua nya ketika melakukan sesuatu. Tidak mengabaikan nya, dan pasti karena
perjuangannya ingin sukses dan dengan doa restu kedua orang tua lah maka anak
itu akan sukses, karena doa orang tua adalah doa tuhan.
Sebagai anak kita harus memahami, memilah dan
mengambil keputusan untuk menjadikan ajaran orang tua sebagai pedoman dan
patokan untuk menjalani kehidupan ketika berada jauh dari mereka. Pedoman
tentang bagaimana cara kita untuk menguasai segala masalah-masalah yang kita
alami, agar tercipta pribadi yang kuat dan tangguh serta mampu berdiri
dengan tegar walaupun banyak
tantangan menghadang tetap berdiri kokoh untuk bertahan dan menjadi orang yang berguna bagi sesama
dan lingkungan,maupun dimasyarakat.
[1] Kompasiana.Siapa yang Pantas
disebut Pahlawan.10 November 2015. http://www.kompasiana.com/bellavlinder/siapa-yang-pantas-kita-sebut-sebagai-pahlawan. diakses 1 Desember 2015
[2] Qur’an surah Luqman ayat 16-19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar