Jumat, 20 Mei 2016

Artikel Ilmiah



 ARTIKEL ILMIAH

“BELA NEGARA DENGAN JURUS EKONOMI PANCASILA”

 








OLEH :
AYU SURYA LESTARI
7132220003




AKUNTANSI (A)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015/2016






BELA NEGARA DENGAN JURUS EKONOMI PANCASILA
Oleh: Ayu Surya Lestari

Abstrak
Perwujudan bela negara dengan mengalihkan paham sistem ekonomi neoklasik yang bersifat liberalism dengan sistem ekonomi pancasila yang menganut dasar nilai-nilai kehidupan masyarakat yang lebih relevan dengan kondisi di Indonesia.Menuangkan aspek-aspek pancasila ke dalam diri generasi-generasi muda melalui ajaran dan teori pancasilais untuk memunculkan pemikiran-pemikiran penerus bangsa  yang tidak kapitalis yang sesuai dengan nilai-nilai agama,kebudayaan,adat istiadat serta norma-norma sebagai pedoman dan identitas bangsa Indonesia untuk memperkuat ketahanan bangsa terhadap pengaruh-pengaruh globalisasi dari negara-negara kapitalis.
Keywords :sosial,pancasila,ekonomi.

PENDAHULUAN
Berkurangnya kesadaran dalam mempertahankan identitas dan martabat bangsa sudah menjadi kanker stadium 3 di Negara kita,Para penerus bangsa yaitu pemuda pemudi yang tidak lagi mengenal  bagaimana sejarah dan kekayaan bangsa sendiri, yang lebih tertarik terhadap kehidupan atas dasar teori-teori globalisasi dari luar negeri.kemudian seperti virus, globalisasi dengan cepat menginfeksi semua aspek aspek kehidupan masyarakat Indonesia,dan dengan bangga masyarakat Indonesia menikmatinya  tanpa menyadari akibat dari munculnya virus tersebut. Mudahnya menyerap dan menerap kan suatu teori pada awal tahun kemerdekaan menjadi gerbang utama dalam kerancuan bangsa ini ,para tokoh-tokoh yang berkuasa tidak ada yang mengkoreksi segala sesuatu yang masuk dan akhirnya menetap sampai berkembang biak hingga saat ini dan bisa kita rasakan akibatnya, dari semua sendi-sendi kehidupan effect itu lebih berdampak pada perekonomian kehidupan bangsa kita. Menjamurnya kriminalitas dan pengangguran,produk-produk oplosan,kaum tionghoa  yang memonopoli perdagangan,banyaknya manufaktur yang merugikan lingkungan masyarakat dan banyak lagi masalah yang berakarkan ekonomi pada masyarakat Indonesia.
Ekonomi dikatakan sebagai darah suatu negara yang akan melumpuhkan roda kehidupan bangsa. Tergantung bagaimana darah itu mengalir dan apa yang membuatnya bisa mengalir, bisa dikatakan suatu system, yakni system ekonomi yang bisa dianggap pantas dan sesuai dengan kondisi bangsa ini tanpa menghilangkan identitas diri dari bangsa tersebut.
Sistem Ekonomi Pancasila dicetuskan oleh Soekarno-Hatta, didengungkan kembali oleh Emil Salim dan di kembangkan oleh Mubyarto. Seperti yang kita ketahui dalam perkembangan dan implementasi ilmu ekonomi yang menganut system neoklasik sangat jauh dari kata keadilan dan terbukti tidak mampu menyelesaikan permasalahan ekonomi di Indonesia, tetapi kenapa masih tetap digunakan dan sampai sekarang semakin berkembang padahal sudah banyak pemuda pemudi dan para pemikir-pemikir ekonomi yang bergelar sarjana, yang mengerti akan hal ini tetapi malah bungkam seolah tidak mengetahui apa yang terjadi. Apa yang membuat mereka bungkam? Faktor apa yang membuat para penerus bangsa bungkam? Dapatkah kita keluar dari kebungkaman itu dan ikut dalam membela Negara ini dengan mulai mengaplikasikan aspek-aspek pancasila dalam kehidupan kita?
Disini tujuan penulis untuk mengajak kita para calon penerus bangsa khususnya dalam bidang ekonomi untuk ikut membela Negara dengan meneruskan beberapa tokoh yang berfikir kritis tentang sistem yang selama ini dianut Indonesia,dengan mulai menerapkan aspek-aspek pancasilais dalam kehidupan bermasyarakat.

PEMBAHASAN
Pancasila sebagai ideologi nasional membawa keharusan untuk dijadikan dasar atau pedoman dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara yang berorientasi pada ke lima silanya yaitu:
1.Ketuhanan YME, yaitu berlakunya etika dan moral agama, bukan materialisme.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu mementingkan keperluan bersama dan saling tolong menolong tidak mengenal pemerasan atau eksploitasi.
3.Persatuan Indonesia,yaitu berlakunya kebersamaan,asas kekeluargaan, sosionalisme, dan sosio-demokrasi dalam ekonomi, menghasilkan persatuan sesuai kesepakatan.
4.Kerakyatan, yakni mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat hidup orang banyak.
5.Keadilan sosial, yakni asas persamaan atau emansipasi.
Dalam pasal 9 ayat 1 undang-undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara. Dan nilai-nilai penerapan bela Negara itu seperti: Cinta tanah air,kesadaran berbangsa dan bernegara,yakin pada pancasila,rela berkorban untuk bangsa dan negara,memiliki kemampuan bela negara.
Fakta bahwa kecintaan orang-orang akademis pada pendekatan teori-teori ekonomi (neoklasik) yang mengasumsikan bahwa manusia adalah makhluk homo economicus, yang berfikir rasional,dan mengharapkan maximum profit/utility dan pandangan yang dari dulu diberikan di kalangan akademisi bahwa kepuasan tidak terbatas, tetapi alat pemenuh kepuasan terbatas. Pemukiran ini udah melekat di dalam diri kita sejak bangku sekolah yang mengakibatkan manusia sudah tertempah pemikirannya menjadi sesosok manusia yang terus berjuang untuk memenuhi segala kebutuhannya yang bisa berujung dengan kata selfish (mementingkan diri sendiri), berlomba-lomba dalam memenuhi kebutuhannya dengan cara apapun, tidak ada aspek lain yang dipikirkan sampai kebutuhan bisa tercapai dan bisa terpuaskan oleh hasil yang di dapat. Lalu bagaimana sebagian orang yang tidak berhasil dalam memenuhi kebutuhan tersebut? Kemana dan jadi apa mereka? Dan jawabannya sudah kita rasakan di negara kita,hilangnya moral penerus bangsa, pengangguran dan kemiskinan merajalela yang menimbulkan kriminalitas dimana-mana, dan kecurangan-kecurangan lain yang diperankan para tangan-tangan yang tak tampak.merugikan orang banyak bahkan negara juga ikut dirugikan, Ketika 1 manusia berhasil mencapai kepuasannya,maka 10 manusia akan mati atau bisa dikategorikan masuk area kemiskinan (kanibalisme). Apa yang salah? Dan siapa yang patut dipersalahkan? Ketika kita merenung pasti kita mengetahui nya,karena diri ini yang salah,terjebak oleh sistem neoklasik yang selama ini sudah kita kenali dan kita ter nina boboki oleh sistem itu.sehingga seolah-oleh sudah kita sudah ter refleks dengan sendirinya ketika mengupayakan keinginan itu.
Sebagaimana teori ekonomi neoklasik yang dibangun atas dasar paham liberal dengan mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar. Sistem ekonomi pancasila juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang bisa berasal dari nilai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma, yang membentuk perilaku ekonomi masyarakat Indonesia.
Menurut Mubyarto, setidaknya ada lima ciri khas sistem ekonomi Pancasila sebagaimana diserap dari UUD 1945 Pasal 33. Kelima ciri khas sistem Ekonomi Pancasila yang dimaksudkan Mubyarto diantaranya adalah (Mubyarto, 1987: 39): 1) Roda kegiatan ekonomi digerakan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.2)Ada kehendak kuat dari warga masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial, yaitu tidak membiarkan terjadinya ketimpangan ekonomi dan sosial.3)Dijiwai semangat nasionalisme ekonomi dan tantangannya di era globalisasi yaitu terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh dan mandiri.4)Demokrasi ekonomi berdasarkan kerakyatan dan kekeluargaan. Dalam konteks ini, koperasi dan usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarakat.5)Adanya keseimbangan yang harmonis, efisien dan adil antara perencanaan nasional dengan otonomi yang luas, bebas dan bertanggung jawab menuju terciptanya keadilan sosial.
Berdasarkan keterangan diatas menunjukkan bahwa paham pancasilaislah yang pantas dan cocok untuk diterapkan di negara kita ini,sebagai langkah awal dalam upaya bela negara kita bisa mulai dari alat-alat pembantu,seperti buku-buku dikalangan akademisi dari Negara-negara kapitalis di cerna lagi dan ditambah dengan unsur-unsur pancasila,mengembangkan acara-acara hari besar nasional dengan acara yang bisa mengajarkan sejarah serta dapat menambah wawasan masyarakat tentang nasionalisme dan dari sejak dini seharusnya diterapkan pendidikan berkarakter dan diperbanyak lagi jam untuk matakuliah yang berbau sosialis,nasionalis,dan religious agar kita sudah ter-mainstream dengan paham-paham sosialis. Tetapi kita harus kembali lagi ke dalam diri masing-masing bahwa perubahan suatu bangsa itu terlahir dari perubahan dalam diri kita. Ketika semua pemuda pemudi peduli akan bangsa kita, maka bangsa ini juga akan bangun dari tidur panjangnya. Berawal dari cara berpikir kita yang selalu berpikir kritis saat menerapkan setiap ilmu yang masuk  agar bisa bermanfaat dan tidak merugikan orang lain, saling menjaga dan menumbuhkan jiwa tolong menolong terhadap sesama masyarakat agar terhindar dari masalah-masalah yang dapat memecahkan persaudaraan antar masyarakat yang sesuai dengan pedoman yang kita anut sejak kemerdekaan bangsa yaitu Pancasila.

KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan:
Sistem ekonomi pancasila jika dioptimalkan menjadi salah satu pelajaran atau ilmu wajib dan aspek-aspeknya juga terkandung dalam ilmu lain yang dipelajari dalam akademisi dapat menjadi sesuatu yang mendarah daging dalam diri pemuda-pemudi yang meneruskan bangsa ini untuk jadi pedoman mereka dalam melaksanakan roda kehidupan pemerintahan dalam negara ini.Dengan lebih memfilter paham-paham yang masuk kita akan bisa mencegah perubahan-perubahan yang dapat menghilangkan identitas bangsa ini. Bersama-sama membangun bangsa dan saling tolong menolong serta bertoleransi antara sesama rakyat Indonesia dalam kemajuan bangsa ini,maka dari itu mulai dari sekarang kita latih diri kita untuk menjadi pribadi yang peduli terhadap orang di sekitar dan menjaga keutuhan dan ketentraman, berprilaku jujur serta mengaplikasikan pancasila sebagai landasan kehidupan masyarakat di Indonesia sebagai perwujudan dalam membela negara ini.

DAFTAR PUSTAKA
Kusuma,Utari. “Kewajiban Bela Negara Bagi Setiap Warga Negara”. 18 Juni 2012. https://utarikusuma.wordpress.com/2012/06/18/kewajiban-bela-negara-bagi-setiap-warga-negara/. Di akses tanggal 21 November 2015 pukul 10.40
Mirza,Dany. “Sistem Ekonomi Pancasila”. 21 juni 2010. http://mirzaadany.blogspot.co.id/2010/06/sistem-ekonomi-pancasila.html. Diakses tanggal 21 November 2015 pukul 10.43
Madjid, Abdul. 1988. Wawasan Ekonomi Pancasila. Jakarta: Universitas Indonesia.
 Ishak, Muhammad. 2004. Mahalnya Asumsi Bagi Ekonom. Medan: Waspada.

Jejak Pahlawanku Cerminan Masa Depanku

ESSAY

“ JEJAK PAHLAWANKU CERMINAN MASA DEPANKU”

https://scontent-hkg3-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t1.0-9/11215806_572350969579528_7264505858004906278_n.png?oh=ed70c8a531eea99d19d0ae20a11adf7a&oe=56AD2A97








Oleh :
AYU SURYA LESTARI
7132220003


AKUNTANSI (A)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015





“ JEJAK PAHLAWANKU CERMINAN MASA DEPANKU”
Oleh:
Ayu Surya Lestari
Kata pahlawan mungkin sudah tidak asing terdengar ditelinga kita, dari kecil sudah berulang kali tahu dan mengerti arti dari kata pahlawan,.  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pahlawan” didefinisikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Berdasarkan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan (“UU No. 20/2009”).[1] Pahlawan nasional adalah gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Jadi arti pahlawan yaitu seseorang yang menonjol dengan tindakan kepahlawanannya,pengorbanan dan keberanian dalam membela kebenaran atau menghasilkan sesuatu yang bisa memajukan suatu objek. Pahlawan juga bisa diartikan seseorang yang berusaha sekuat tenaga dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita ketika jaman penjajahan, lalu bagaimana dengan jaman sekarang, dengan negara kita yang telah merdeka, tidak ada perperangan dan penjajahan, apakah masi ada sebutan pahlawan yang kita akui untuk seseorang dalam dunia modernisasi seperti saat ini?. Seseorang diakui sebagai pahlawan bukanlah harus berjuang dalam peperangan untuk memperjuangkan martabat bangsa dan negara saja, tetapi ketika memperjuangkan martabat keluarga, saudara seiman dan orang- orang yang pantas untuk kita bela atau kita perjuangkan.
Ketika kita tertidur lelap, terbisik suatu suara yang membisikkan dengan kata-kata lembut dipagi hari,dengan senyum nya yang iklhas memasak dan menyiapkan sarapan untuk kita  benar itu adalah suara Ibu, lalu dengan gagah berani seseorang menempuh hujan dengan tangguhnya dan tidak akan membiarkan kita sedikitpun terkena hujan untuk mengantar kan kita menuju tempat kita untuk menuntut ilmu, dan itu adalah Ayah. Mereka adalah pahlawan yang sangat berjasa didalam kehidupan kita, yang bisa kita jumpai didekat kita. Lalu apakah anda masih berfikir bahwa sudah tidak ada lagi pahlawan di jaman  sekarang ini, kemudian apakah anda semua sudah mengatahui siapa pahlawan anda? jawabannya adalah kedua orang tua kita, yang telah melahirkan dan mengurus kita dari kecil hingga dewasa, yang mengajarkan kita berjalan untuk pertama kali dan mengajarkankan kita untuk bertahan ditengah kehidupan dengan segala rintangan, tantangan dan bencana yang terjadi.
Beruntunglah para generasi muda yang masih memiliki kedua orang tua , dan bagi para yang sudah tidak memiliki orang tua, ketahuilah bahwa masih ada Tuhan dan orang-orang sekitar yang mencintai kalian, dimana dan bagaimana pun keadaan kalian. Lalu bagaimana cara kita sebagai anak untuk dapat mengerti akan pengorbanan dan apa harapan orang tua kepada anaknya, dan bagaimana ajaran-ajaran mereka bisa mensukseskan anak-anaknya.
Makna Orangtua dalam kehidupan anak
Ketika sesuatu itu sudah hilang baru kita merasa kehilangan, orang tua merupakan harta yang paling berharga yang kita miliki, melebihi apa pun yang ada di dunia ini, ketika kita terjatuh mereka menopang kita, ketika kita menangis mereka menghapus air mata, ketika kita terluka mereka akan merasakan luka itu lebih mendalam, bagaimanapun keadaan kita orang tua akan selalu ada dan menjadi tempat berlindung dikala kita susah dan mengalami banyak masalah, tetapi tidak sedikit pun mereka meminta imbalan atas jasa mereka, ketika anak mulai tumbuh besar dan dewasa, memulai jalan hidup dan jalan fikirannya sendiri, orang tua menjadi penyemangat hidup, dan selalu mengupayakan agar anaknya berhasil walaupun dirinya berjuang sampai luka menghampiri jasadnya. Ketika kita lelah berjuang untuk jalan hidup kita mereka selalu datang membawa sinar penyemangat yang bisa menentramkan hati dan akan memulihkan semangat yang patah .
Orang tua sebagai pemberi ilmu atau guru pertama dalam kehidupan kita yang mengajarkan kita dari hal kecil hingga hal-hal yang benar-benar mengganggu fikiran kita dan bermanfaat dalam kehidupan kita. Ketika masih dalam gendongan kita diajarkan cara berbicara, cara memakan, dan hingga kita dewasa kita diajarkan bagaimana cara terbaik dalam menghadapi kehidupan ini. Mereka sangat berperan dalam perkembangan pribadi seorang anak, bagaimana anak itu akan memiliki pribadi ,watak, dan karakter yang sesuai dengan ajaran yang diberikan orang tuanya.
Apa yang kita dapat dari ajaran dan prilaku orang tua?
               Pepatah mengatakan “Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”, artinya bagaimanapun sifat, karakter, ataupun kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan atau diajarkan orang tua akan melekat pada diri sang anak, sebagai seorang anak mungkin kita sering mengeluhkan keputusan orang tua yang tidak kita pahami atau tidak sesuai dengan keinginan kita, dan tanpa kita sadari kita selalu protes dengan apapun keputusan itu, padahal kita belum mengerti apa sebab yang melatarbelakangi keputusan mereka dan apa dampaknya terhadap kita. Mungkin itu bisa diobati dengan mengingat bebarapa ajaran yang sering kita lupakan pada saat kita dewasa ini, yaitu:
a)      Sopan santun dan Tatakrama. Kata yang sudah lama tidak kita dengar sejak kita masih duduk dibangku sekolah dasar, dan akhirnya akan terlupakan akibat perkembangan zaman pada saat sekarang ini. Tidak ada rasa saling menghargai dan menghormati terhadap orang yang lebih muda atau yan lebih tua, itulah tragedi yang ada saat ini. Lalu apakah kalian lupa orang tua selalu marah ketika kita berbicara kasar terhadap saudara kita yang lebih tua? Apakah kalian lupa kita dianjurkan cium tangan kepada orang yang lebih tua ketika berjumpa dan masih banyak lagi contoh lainnya yang sudah kita lupakan pada masa sekarang ini.                                                                                         
b)      Tidak Selfish, kasih sayang dan cinta. Modal hidup yang sebenarnya paling berharaga yang diberikan orang tua, tidak mementingkan diri sendiri seperti saling membantu kesusahan saudara dan orang lain, saling tolong menolong dalam pekerjaan bersama. Memberi kasih sayang kepada saudara kita yang lebih muda, dengan sifat mengalah kepada adik dan saudara lainnya. dan tidak melawan orang tua, selalu patuh terhadap perkataan dan keputusan orang tua sebagai bukti cinta kita kepada orang tua, karena apapun keputusan yang ditetapkan orang tua pasti yang terbaik untuk kehidupan kita kedepannya.
c)      Agama, Disiplin, dan Keikhlasan, Tiang pondasi utama dalam diri seorang manusia adalah iman, melalui agama iman terbentuk dengan dipandu oleh ajaran-ajaran para orang tua kita. Mungkin kita masih ingat saat orang tua mengajak kita mengaji dan sholat , serta saat kita diajak datang ke gejera untuk ibadah. Dan tanpa kita sadari hilangnya iman didalam diri kita kita akan memburamkan agama kita, sehingga kita tidak memiliki pedoman dalam hidup dengan ketentraman-ketentraman rohani, kita akan sulit diatur atau tidak disiplin, dan kita akan goyah ketika dijumpakan dengan tantangan yang bisa mempengaruhi kehidupan kita, ke jalan yang akan merusak kehidupan kita.
Ajaran-ajaran seperti diatas yang tanpa sadar sudah kita kikis dalam kehidupan kita, nilai-nilai kehidupan yang tidak sengaja ataupun sengaja kita hilangkan karena keinginan kita sendiri.           
Orang tua sejatinya adalah panutan dan tauladan serta cerminan kehidupan untuk anak-anaknya. Sebab orangtualah yang mendidik dan membesarkan mereka hingga dewasa. Selain itu, orangtua juga merupakan sosok yang berperan penting dalam sebuah rumah tangga. Menjadikannya sosok yang dikagumi dan sebagai contoh untuk anak-anaknya. Untuk itulah tidak heran jika anak-anak akan cenderung meniru segala hal yang dilakukan oleh orang tuanya.Setiap perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak umumnya tidak terlepas dari apa yang mereka saksikan dan mereka dengar dari lingkungan sekelilingnya. Hal tersebutlah yang kemudian mereka coba realisasikan dengan cara menirunya. Dengan demikian kita dapat membayangkan seberapa pentingnya peranan orangtua untuk anak-anaknya. Dan betapa besarnya bahaya orangtua jika memiliki perilaku yang tidak baik dalam penglihatan serta pendengaran untuk anak-anaknya.
Dalam menghargai setiap pengorbanan yang diberikan orang tua, tidak ada suatu benda apapun di dunia ini untuk menghadiahkan kepada kedua orang tua, sebab kita tidak akan mampu untuk membalas semua jasa yang telah mereka lakukan terhadap anak-anaknya. Ketika kita belum bisa membalas jasa orang tua karena keterbatasan materi mungkin kita bisa mengapresiasikan jasa mereka dengan membahagiakan mereka dan tetap menjadi kebanggaan mereka ,tidak pernah menyakiti hatinya, dan sabar mengurusinya. Tidak menyusahkan orang tua dengan berprilaku baik dan tidak mengecewakan mereka. Intinya sebagai anak harus selalu membagaiakan kedua orang tuanya, walaupun tidak bisa melukiskan senyum diwajahnya setidaknya tidak menoreh kan air mata diwajah mereka.
Setiap perilaku kita sebagai orangtua nantinya secara tidak langsung akan ditiru dan dicontoh oleh si anak. Untuk itulah menjaga perlilaku dan tingkah laku adalah hal penting yang harus senantiasa di lakukan oleh para orangtua jika menginginkan anak mereka tumbuh dengan memiliki budi perkerti dan tatakrama yang baik. Terutama bagi anak kecil yang baru mengenal lingkungan dan belajar untuk mengenal kehidupan.
Seiring berjalannya waktu sudah jelas kita juga akan menjadi pahlawan  kedepannya, pahlawan bagi keluarga  dan orang-orang disekitar kita dan orang orang yang kita cintai. Menjadi atau tidak nya kita sebagai pahlawan itu tergantung ditangan kita sendiri, apakah pantas kita akan dijadikan pahlawan atau tidak. Beberapa cara untuk menjadi pahlawan yang pantas dengan memberi contoh yang baik kepada anak dengan menasehati dan mendidiknya dengan baik tidak terlalu lembut dan tidak terlalu kasar , karena dengan perkembangan seperti jaman sekarang ini akan sulit menerapkan dengan hanya satu metode saja, lembut atau pun kasar saja, semua nya harus disesuiakan dengan keadaan lingkungan dan psikologi anak berlandaskan pedoman-pedoman hidup yang baik agar menghasilkan generasi-generasi penerus yang berkualitas. Sesuai dengan ajaran rasulullah pada agama islam yang menganjurkan ajarlah anak penerusmu sesuai dengan zamannya. Artinya kita bukan hanya dituntut untuk menjadikan anak yang baik sesuai dengan keiingiinan kita, tetapi lihat juga apa pendapat dan sosok pribadi dari anak tersebut. Segala sesuatu yang kita landasi kepada syariat dan pedoman pasti akan baik pula hasilnya dan pepatah juga mengatakan orang baik akan mendapat orang baik dan akan menghasilkan keturunan yang baik pula.
Sesuai dengan ajaran dalam agama islam: Dalam sebuah keluarga yang sehat, seorang ayah adalah pahlawan bagi istri, anak-anak dan anggota keluarga lain yang ditanggungnya; seorang istri adalah pahlawan bagi anak-anaknya dan anggota keluarga lainnya; seorang anak bisa menjadi pahlawan bagi saudara dan anggota keluarga yang lain. Sesama anggota saling menjaga & saling melindungi sesuai dengan nasihat Luqman kepada anaknya. QS Luqman : 16-19.[2]
Berdasarkan ayat diatas kita harus bekerja sama dalam mencapai kesejahteraan bersama dengan saling melindungi dan saling menjaga , artinya harus ada cinta kasih diantara para saudara. Agar apa semua yang telah diajarkan oleh orang tua sebagai pahlawan kita bisa berguna sebagai pedoman kita dalam kelangsungan hidup para generasi bangsa. Karena ajaran dari orang tua sangat berharga dari ajaran hal-hal kecil hingga sesuatu yang bisa merubah hidup kita, karena orang tua merupakan motivator bagi seorang anak yang mencintai kedua orang tua nya.ia pasti akan menomor satukan kedua orng tua nya ketika melakukan sesuatu. Tidak mengabaikan nya, dan pasti karena perjuangannya ingin sukses dan dengan doa restu kedua orang tua lah maka anak itu akan sukses, karena doa orang tua adalah doa tuhan.
Sebagai anak kita harus memahami, memilah dan mengambil keputusan untuk menjadikan ajaran orang tua sebagai pedoman dan patokan untuk menjalani kehidupan ketika berada jauh dari mereka. Pedoman tentang bagaimana cara kita untuk menguasai segala masalah-masalah yang kita alami, agar tercipta pribadi yang kuat dan tangguh serta mampu berdiri dengan tegar walaupun banyak tantangan menghadang tetap berdiri kokoh untuk bertahan dan menjadi orang yang berguna bagi sesama dan lingkungan,maupun dimasyarakat.


[1] Kompasiana.Siapa yang Pantas disebut Pahlawan.10 November 2015. http://www.kompasiana.com/bellavlinder/siapa-yang-pantas-kita-sebut-sebagai-pahlawan. diakses 1 Desember 2015
[2] Qur’an surah Luqman ayat 16-19